(Brita7.online) – Syarif Hidayatullah yang dinobatkan menjadi Sunan Gunung Jati merupakan cucu Raja Pajajaran dan seorang penyebar agama Islam di Jawa Barat.
Sunan Gunung Jati memiliki istri bernama Ong Tien Nio yang merupakan putri kaisar China di zaman Dinasti Ming. Setelah menikah, Ong Tien Nio membantu Sunan Gunung Jati melakukan syiar islam.
Ong Tien Nio rela menempuh perjalanan panjang melintasi Laut China Selatan, dari negrinya ia berlayar berbulan – bulan menuju Cirebon dan berlabuh di Muara Jati Pasambangan, akan tetapi sesampainya di Cirebon Putri Ong Tien Nio merasa kecewa sebab orang yang dicarinya tidak ada. Sunan Gunung Jati sedang berada di Luragung untuk mengislamkan Penguasa Luragung bersama uwaknya Pangeran Cakrabuana.
Usaha Sunan Gunung Jati dan Uwaknya ternyata berhasil, sebab penguasa Luragung dengan seluruh pembesar dan rakyatnya kemudian secara sukarela mau masuk agama Islam.
Selagi Sunan Gunung Jati masih berada di Luragung dengan disertai Penguasa dan Pembesar – pembesar Luragung, Putri Ong segera menyusul dengan segenap pengiringnya ke Luragung. Sesampainya di Luragung, Putri dan pengiringnya masuk agama Islam dan Putri Ong lalu berganti nama menjadi Ratu Mas Rarasumanding, kemudian menikah dengan Sunan Gunung Jati.
Pernikahan keduanya tak berlangsung lama. Sebab pada tahun 1485 Ratu Rarasumanding meninggal dunia, setelah empat tahun menetap di Cirebon. Hingga kini, jejak sang putri yang berasal dari negeri Tirai Bambu ini bisa ditelusuri dari makam bergaya China yang ada di dekat makam Sunan Gunung Jati di Cirebon.
Putri Ong Tien Nio atau Ratu Mas Rarasumanding mempunyai anak angkat yang bernama Pangeran Kuningan, seorang bayi penguasa Luragung, hasil pertukaran dengan bokor kuningan yang dibawanya dari negeri Cina.
Bayi itu kelak dibesarkan oleh Gedheng Kemuning dan kelak menjadi Adipati Kuningan, selain itu Pangeran Kuningan juga diakui sebagai putra Sunan Gunung Jati.
Putri Ong Tien memang hanya salah satu putri Tiongkok yang pernah bermukim dan menikah di Tanah Jawa. Namun, yang membedakan dari putri-putri China lainnya, dia menorehkan sejarah sebagai perempuan asing yang berhasil masuk ke lingkaran keluarga Kesultanan Cirebon dan ikut dimakamkan di Kompleks Pemakaman Keramat Sunan Gunung Jati. Banyak barang kerajinan China peninggalannya yang menjadi warisan budaya bernilai tinggi. (*)